Lorem Ipsum Dolor Sit Amet.
Mauris vitae nisl nec metus placerat consectetuer.
Nam bibendum dadn nulla tortor elementum ipsum

stres akibat ketergantungan komputer

Rabu, 26 Mei 2010 04.24 By beny





Ketergantungan orang pada teknologi komputer sudah tak terbantahkan lagi. Sehingga ketika terjadi kelambatan bahkan kemacetan pada piranti pintar itu, orang “era digital” pun menderita sindrom stres komputer.

Mesin macet, proses lambat, dan penderitaan saat berurusan dengan dukungan teknis, membuat orang "era digital" menderita "sindrom stres komputer". Kecemasan ini muncul lantaran di satu sisi mereka tak bisa berbuat apa-apa lagi sehubungan kemacetan itu, sementara waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas terus berjalan tanpa mau berkompromi.

"Konsumen yang bergantung atas teknologi digital hari ini kian terbenam dan sedih terhadap masalah dan gangguan teknis dalam kehidupan mereka sehari-hari," demikian pernyataan kelompok pemikir industri komunikasi di dalam laporan yang berjudul Combating Computer Stress Syndrome.

Laporan itu mengidentifikasi sumber kepedihan orang sebagai "peralatan dan komputer yang rumit dan mengecewakan, serta kegagalan teknis, serangan virus dan waktu menunggu yang lama untuk menyelesaian semua masalah pendukung".

Semua temuan dilandasi atas survei terhadap lebih dari 1.000 orang di Amerika Utara oleh Dewan Pengalaman Pelanggan yang diciptakan oleh ketua Dewan Pejabat Pemasaran untuk meneliti cara membuat pelanggan tetap senang di sektor komunikasi yang menghadapi persaingan ketat.

"Kenyataannya ialah, banyak masalah yang terus berlangsung dan mengganggu sebagian besar pengguna komputer, sehingga menciptakan kecemasan dan penderitaan yang tak perlu," demikian temuan studi itu, sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.

"Pemakai yang bergantung pada peralatan digital jadi kian jemu dan kecewa dengan kondisi tekanan saat ini yang berkaitan dengan komputer. Begitu juga yang sedang mencari cara yang lebih baik untuk menangani serta menguranginya," katanya.

Sebanyak 94% dari 1.000 orang yang ditanyai mengatakan, mereka tergantung atas komputer dalam kehidupan pribadi mereka. Hampir dua pertiga pemakai komputer harus menghubungi pendukung teknis atau telah mengalami Sindrom Stres Komputer (CSS) dalam satu tahun belakangan, kata studi tersebut.

"Para pengguna menghadapi kondisi tantangan dan kecemasan teknis yang terus-menerus seperti memasang produk komputer baru, mengikuti bertambah-modernnya perangkat lunak dan pindah ke sistem operasi dan aplikasi baru, serta menghadapi penularan perangkat jahat, ancaman jejaring, pencurian identitas dan lain-lain," kata Murray Feingold, dokter AS yang bertugas mengerjakan studi itu.

Empat puluh persen pengguna komputer telah mengalami kerusakan sistem dalam satu tahun belakangan dan lebih separuh dari mereka dipaksa mengulurkan tangan untuk meminta bantuan guna memperbaiki gangguan teknis, kata Pew Center Research yang dikutip di dalam laporan tersebut.

"Karena semua itu sangat penting bagi kami, komputer adalah pedang bermata dua," lanjut Murray.

"Ketika semuanya berfungsi secara layak, peralatan itu sangat luar biasa. Tetapi ketika ada kesalahan, kami jadi panik. Ini lah yang saya sebut "sindrom stres komputer"," katanya.

Studi tersebut menyoroti betapa penting membuat penggunaan peralatan modern tak terlalu menjengkelkan, kata wanita jurubicara dewan itu Liz Miller.

"Kami kira sudah tiba waktunya bagi banyak perusahaan teknologi ini benar-benar mulai memberi perhatian pada bagian mana pengguna komputer menghadapi tekanan dan kepedihan, sehingga tercipta pengalaman yang lebih baik," kata Miller. ant. sumber(surabaya post)